BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi ini ternyata bak
pedang bermata dua. Dapat membawa kita menjadi pribadi yang lebih bermutu atau
bahkan menjadi pribadi yang tidak tahu diri. Kepintaran generasi muda dalam
mengaolah teknologi tidak diimbangi dengan mental yang bermoral. Pada akhirnya
negaralah yang akan menanggung akibatnya. Anak-anak sampai orang dewasa seakan
terbiasa bahkan hafal dengan berita-berita terbaru yang disajikan di dunia maya
tersebut, tapi keaadan ini bertolak belakang dengan pengetahuan
terhadap pancasila sebagai landasan dalam bertindakyang seakan asing
bahkan tidak mengenalnya.
Tampaknya arus
modernisasi dan globalisasi tidak akan dapat dihindari oleh negara-negara di
dunia dalam berbagai aspek kehidupannya. Menolak dan menghindari modernisasi
dan globalisasi sama artinya dengan mengucilkan diri dari masyarakat
internasional. Begitu juga di Negara Indonesia dengan adanya globalisasi dan
modernisasi sangat berpengaruh terhadap budaya kita dan sangat bertentangan.
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 pada alinia terakhir terdapat tujuan bangsa serta 5 dasar negara yang
tentunya dubuat dengan maksud tertentu dan proses yang tidak mudah.Ke lima
dasar tersebut menunjukkan kepribadian (jati diri) bangsa yang membedakan
Bangsa Indonesia dengan bangsa lainya.
Sebagai generasi penerus bangsa yang
pada akhirnya penentu kehidupan bangsa hendaknya dapat menghormati para pendiri
bangsa dengan tetap mengisi kemerdekaan melalui prestasi dan rasa nosionalisme
yang tinggi tercinta dan tentunya tidak menghilangkan jati diri bangsa
Indoesia.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Jati diri Bangsa?
2. Faktor
apa saja yang menyebabkan memudarnya jati diri bangsa?
3. Apa
dampak dari memudarnya jati diri bangsa?
4. Bagaimana
upaya mengantisipasi memudarnya jati dir bangsa?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Jati Diri Bangsa
Jati diri yaitu Suatu kualitas yang menentukan suatu individu,
sedemikian rupa sehingga diakui sebagai suatu pribadi yang membedakan dengan
individu yang lain. Kualitas yang menggambarkan suatu jatidiri bersifat unik,
khas, yang mencerminkan pribadi individu dimaksud. Jati diri akan mempribadi dan menjadi prinsip dalam
diri individu yang akan selalu nampak dengan konsisten dalam sikap dan perilaku
individu dalam menghadapi setiap permasalahan. Sebuah prinsip akan bersemayam dalam diri seseorang dan
menjadi pola pikirnya. Perilakunya yang terlihat secara kasat mata adalah gambaran dari sebuah gagasan yang mengandung
nilai kebenaran. Karena pada dasarnya sebuah prinsip memiliki nilai kebenaran.
Adapun prinsip yang pada akhirnya membinasakan orang bersangkutan, maka itu
bukanlah prinsip tapi kesimpulan pribadi yang menyesatkan.
Jati
Diri Bangsa adalah, ciri khas atau karakteristik suatu bangsa yang
membedakannyadari bangsa yang lain. Jati diri Bangsa indonesia berarti karakteriskitik bangsa indonesia yang
membedakan bangsa indonesia dengan bangsa lainnya. Jati diri bangsa merupakan
perwujudan dari nilai nilai budaya yang berkembang dan berasal dari himpunan
beberapa suku yang ada di Indonesia.
B.
Pancasila
sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia
Jati
diri bangsa merupakan suatu pilihan, dan Jati Diri Bangsa Indonesia merupakan
pencerminan atau tampilan dari karakter Bangsa Indonesia. Karakter bangsa
merupakan akumulasi atau sinergi dari karakter individu anak bangsa yang
mengelompok menjadi bangsa Indonesia. Karakter bangsa akan ditampilkan sebagai
nilai-nilai luhuryang digali dari kehidupan nyata oleh founding fathers dan
dirumuskan dalam suatu tata nilai yang kita kenal sebagai pancasila. Denhan
demikian Jati Diri Bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Sesungguhnya kalau dicermati lebih dalam pada jati diri bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila, ternyata memiliki makna yang sangat luar biasa bahkan melebihi prinsip-prinsip dasar, yang membuat bangsa bisa menjadi maju.
Sesungguhnya kalau dicermati lebih dalam pada jati diri bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila, ternyata memiliki makna yang sangat luar biasa bahkan melebihi prinsip-prinsip dasar, yang membuat bangsa bisa menjadi maju.
Dengan
kata lain, apabila Bangsa Indonesia mengamalkan Jati Diri bangsanya, maka
bangsa Indonesia pun dapat maju seperti bangsa-bangsa lainnya di dunia.
Pancasila
dan Jati Diri tidak boleh dipisahkan dan tidak terpisahkan. Pancasila sebagai
landasan idiil, landasan filosofis bangsa, sumber dari segala hukum di negeri
Indonesia ini, sedangkan jati diri adalah implementasi sehari-hari, sebagai
perilaku insane Indonesia, seperti dengan jelas diuraikan di bawah ini:
1. Ke
Tuhanan Yang Maha Esa
Sebagai
wujud Jati Diri bahwa Indonesia adalah bangsa yang Agamis. Jati Diri ini jelas
bahwa Indonesia adalah bangsa yang Agamis serta jelas artinya dan jelas
konsekuensinya, jelas bentuknya. Sebagai bangsa yang Agamis, bangsa yang
beragama, bangsa yang percaya akan adanya Tuhan, bangsa yang beriman. Maka
jelas bahwa Indonesia memang bukan murni negara sekuler. Namun demikian, untuk
konteks negara Muslim, Indonesia menjadi negara yang sangat ideal dalam
kerukunan antar umat beragama karena memiliki satu falsafah hidup bernegara,
yaitu Pancasila. Negara-negara Muslim lainnya tidak mempunyai model seperti
Indonesia.
Potensi
dan modal yang dimiliki Indonesia dalam menciptakan kerukunan hidup antarumat
beragama harus dikelola dan dijaga dengan baik sehingga keragaman agama menjadi
nilai yang hidup di tengah masyarakat. Hasil yang dapat dipetik: umat minoritas
dapat menikmati kenyamanan ekonomi, sosial, intelektual, dan spiritual dari
umat mayoritas (Islam) tanpa lenyap sebagai minoritas.
2. Kemanusiaan
Yang Adil Dan Beradab
Wujud
Jati Diri dari sila kedua Pancasila bahwa bangsa Indonesia adalah Bangsa yang
menghormati Hak Azasi Manusia. Indonesia adalah negara hukum. Di dalam negara
hukum kekuasaan negara/pemerintah dilaksanakan sesuai dengan dasar dan prinsip
keadilan, sehingga terikat pada undang-undang (rule of law). Prinsip negara
hukum adalah adanya pembagian kekuasaan dan ada jaminan atas hak asasi manusia
untuk rakyatnya.
Pancasila adalah ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia, oleh karenanya merupakan landasan idiil bagi sistem pemerintahan dan landasan etis-moral bagi kehidupan berbangsa, bernegara serta bermasyarakat. Nilai - nilai yang terkandung secara tersirat maupun yang tersurat tidak ada yang bertentangan dengan nilai-nilai penegakkan HAM.
Pancasila adalah ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia, oleh karenanya merupakan landasan idiil bagi sistem pemerintahan dan landasan etis-moral bagi kehidupan berbangsa, bernegara serta bermasyarakat. Nilai - nilai yang terkandung secara tersirat maupun yang tersurat tidak ada yang bertentangan dengan nilai-nilai penegakkan HAM.
3. Persatuan
Indonesia
Sebagai wujud Jati Diri sila ketiga
adalah Bangsa yang cinta Tanah Air. Rasa cinta tanah air atau nasionalisme
dalam tulisan ini adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa
menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat
ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan
melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya,
mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikannya dan
melestarikan alam dan lingkungan.
Individu yang memiliki rasa cinta pada
tanah airnya akan berusaha dengan segala daya upaya yang dimilikinya untuk
melindungi, menjaga kedaulatan, kehormatan dan segala apa yang dimiliki oleh
negaranya. Rasa cinta tanah air inilah yang mendorong perilaku individu untuk
membangun negaranya dengan penuh dedikasi. Oleh karena itu, rasa cinta tanah
air perlu ditumbuhkembangkan dalam jiwa setiap individu yang menjadi warga dari
sebuah negara atau bangsa agar tujuan hidup bersama dapat tercapai.
Salah satu cara untuk menumbuhkembangkan
rasa cinta tanah air adalah dengan menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah
airnya melalui proses pendidikan. Rasa bangga terhadap tanah air dapat
ditumbuhkan dengan memberikan pengetahuan dan dengan membagi dan berbagi
nilai-nilai budaya yang kita miliki bersama. Oleh karena itu, pendidikan
berbasis nilai-nilai budaya dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif untuk
menumbuhkembangkan rasa bangga yang akan melandasi munculnya rasa cinta tanah
air.
4. Kerakyatan
Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Sebagai
wujud sila keempat yaitu Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang Demokratis.
Demokrasi, sebuah kata sakti dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah kata yang
setiap Negara/ bangsa selalu mengagungkannya. Saking saktinya kata tersebut
sampai memiliki pengaruh yang luar biasa hebatnya.
Secara
umum dapat dikatakan bahwa Demokrasi adalah sistem politik yang memungkinkan
semua warga bangsa mempunyai kesempatan mewujudkan aspirasinya. Dalam sejarah
umat manusia tampak bahwa demokrasi berkembang sesuai dengan kondisi bangsa
yang bersangkutan, termasuk nilai budayanya, pandangan hidupnya serta
adat-istiadatnya. Dengan begitu tiap-tiap bangsa mempunyai caranya sendiri
mewujudkan demokrasi.
Karena
Pancasila telah diakui dan terima sebagai Filsafah dan Pandangan Hidup Bangsa
serta Dasar Negara RI, maka Pancasila harus menjadi landasan pelaksanaan
demokrasi Indonesia.
Di
Indonesia berdasarkan Pancasila demokrasi dilaksanakan melalui Musyawarah untuk
Mufakat. Itu berarti bahwa demokrasi Indonesia pada prinsipnya mengusahakan
Win-Win Solution dan bukan karena faktor manfaat semata-mata. Namun demikian,
kalau musyawarah tidak kunjung mencapai mufakat sedangkan keadaan memerlukan
keputusan saat itu, tidak tertutup kemungkinan penyelesaian didasarkan jumlah
suara. Maka dalam hal ini voting dilakukan karena faktor Manfaat.
5. Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Bangsa Indonesia
Sebagai
Wujud sila kelima adalah Kebersamaan, atau bangsa yang menghormati kebersamaan.
Menurut Bung Karno Keadilan Sosial adalah Jembatan emas menuju terwujudnya kesejahteraan
rakyat bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pencetus Pancasila, cita-cita
keadilan sosial pada Sukarno amat eksplisit. Paham keadilan sosial Bung Karno
harus dimengerti sebagai paham seorang nasionalis yang dipengaruhi pemikiran
Marxisme.
Isi
keadilan sosial yang dicita-citakan, dan cara merealisasikannya sebenarnya
tidak bias dipisah, dan bagi Sukarno hal itu terangkum dalam satu pengertian
atau konsep yaitu Marhaenisme. Dalam Marhaenisme terkandung dua asas:
sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi.
Lima prinsip dasar dalam Pancasila
sebagaimana tercermin dalam sila-sila Pancasila merupakan dasar filosofis
sekaligus ideologis untuk mewujudkan empat tujuan atau cita-cita ideal
bernegara seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu
i.
Melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia;
ii.
Meningkatkan kesejahteraan umum;
iii.
Mencerdaskan kehidupan bangsa;
iv.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian yang abadi, dan keadilan sosial.
Selama lima prinsip dasar dalam
Pancasila tersebut dipraktikkan dalam penyelenggaraan Negara dan kehidupan
berbangsa, tujuan atau cita-cita Negara semakin mungkin dapat diwujudkan.
C.
Faktor
Penyebab Memudarnya Jati Diri Bangsa
Perkembangan
zaman dapat merubah segalanya termasuk kepribadian suatu bangsa yang telah
tertanam setelah bertahun tahun bahkan berabad abad lamanya. Perubahan itu
berasal dari berbagai penyebab, salah satunya yaitu dari efek globalisasi yang
telah berkembang pesat di seluruh mancanegara. Globalisasi adalah lunturnya
batas-batas antar negara, batas wilayah bukan lagi sebagai penghalang. Yang
menyebabkan akses masuk atau keluarnya budaya suatu bangsa dapat dengan mudah
diketahui oleh suatu negara. Ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat
pesat. Pengaruh globalisasi yang mendunia memberikan dampak positif sekaligus
dampak negatif bagi bangsa ini. Di suatu sisi dampak globalisasi memberikan
keuntungan bagi bangsa ini, yaitu dengan globalisasi bangsa ini dapat tampil
dengan segala keunikan ciri khas dan budaya yang dimilikinya di hadapan negara
negara yang ada di dunia ini dan menjadi dikenal. Di suatu sisi globalisasi
memberikan dampak yang buruk bagi bangsa ini, yaitu negara lain dapat dengan
mudah mengakses mengenai segala sesuatunya mengenai negara ini tanpa adanya
penyaringan dan kebenarannya belum tentu benar. Adanya globalisasi suka atau
tidak suka akan mempengaruhi nilai nilai yang telah ada sebelumnya, nilai itu
bisa berubah menjadi lebih baik atau sebaliknya menjadi lebih buruk. Semua itu
tergantung dengan bagaimana suatu negara menyikapi hal itu. Hal ini merupakan
suatu tantangan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi
di dalam berbagai aspek kehidupan. Pergaulan antar bangsa yang semakin ketat
dan kental akan menghasilkan beberapa proses yaitu akulturasi, saling meniru,
saling mempengaruhi, bahkan dapat menimbulkan primodialisme (beranggapan bahwa
bangsanya yang terbaik diantara bangsa lain). Yang menjadi pertanyaan, apakah
globalisasi dapat menyebabkan jati diri /kepribadian suatu bangsa menjadi
luntur?
Tentu saja
globalisasi dapat mempengaruhi bahkan dapat merubah kepribadian suatu bangsa.
Bagaimana tidak, globalisasi mempengaruhi segalanya dengan cakupan yang luas
yaitu mendunia yang menyebabkan perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan.
Globalisasi juga dapat mempengaruhi jati diri bangsa indonesia. Tidak dapat
dipungkiri masyarakat indonesia telah banyak mengadopsi budaya barat sebagai
gaya kehidupan mereka. Budaya barat sudah menjadi gaya (trend) bagi kehidupan
mereka, karena itu kebudayaan kebudayaan Indonesia mulai terkikis secara
pelahan. Westernisasi merupakan hasil (produk) dari adanya globaliasi.
Westernisasi adalah gaya hidup kebarat baratan. Westernisasi sudah mewabah
khususnya di kalangan remaja Indonesia. Hal ini sangat membahayakan bagi
keutuhan jati diri bangsa ini. Kalangan remaja yang masih rentan dan masih
mencari jati diri mereka, telah terkontaminasi dengan budaya westernisasi.
Contohnya saja dari gaya berpakaian mereka yang terbuka, gaya/ tingkah laku
mereka yang lebih bersifat hendonisme dan sekularisme, dan itu sangat tidak
sesuai dengan adat ketimuran kita yang masih menjunjung tinggi nilai dan norma
sopan santun. Sehingga norma norma yang telah dibangun begitu sulit dengan
mudah dipatahkan begitu saja. Akibatnya secara tidak langsung rasa nasionalisme
kita terhadap negara telah memudar.
Sebenarnya apa
yang salah dengan budaya yang kita miliki? Apakah budaya kita terlalu
“kampungan” untuk bersaing dengan bangsa lain sehingga generasi muda tidak mau
untuk mengamalkan dalam kehidupan mereka ?
Jika ditanya
“apakah bangsa indonesia memiliki identitas nasional?” Dengan lantang kita
menjawab “ya kami memiliki identitas nasional apa lagi kami merupakan bangsa
yang majemuk banyak suku ras agama dsb” namun jika ditanya lagi “apakah kalian
(bangsa indonesia) telah menerapkannya dalam kehidpan sehari hari? ” pertanyaan
yang sangat menjebak sepertinya. Kenyataannya kita telah mengalami krisis
identitas yang dapat menyebabkan disintergasi. bagaimanapun juga karakteristik
pada suatu bangsa sangat diperlukan karena jika tidak maka nasib suatu
bangsa akan terombang ambing dan tidak memiliki pendirian yang kuat.
Mengetahui
budaya dari luar memang tidak dilarang karena kita mendapatkan manfaat yaitu
menambah wawasan dan ilmu yang kita miliki. Namun kita juga harus
memfilter semua budaya yang berasal dari luar karena belum tentu budaya luar
dapat memberikan manfaat bagi kehidupan kita. Karena telah jelas terlihat bahwa
budaya kita tidak sesuai dengan budaya barat. Globalisasi hanya merupakan
salah satu dari sekian banyak yang menyebabkan krisis jati diri bangsa
(identitas nasional). Yang terpenting adalah kita sebagai generasi muda
bagaimana cara memerangi pengikisan krisis identitas nasional? Yaitu dengan
cara memupuk sifat sifat dan menanamkannya ke dalam pribadi manusia itu agar
timbul pemahaman identitas nasional suatu bangsa.
D.
Dampak
Memudarnya Jati Diri Bangsa
Dari sekian
banyak persoalan yang terjadi di Indonesia, terdapat tiga permasalahan pokok
yang dapat mengancam jati diri dan kesatuan bangsa sebagai dampak dari pudarnya
jati diri bangsa yaitu :
a. Infiltrasi
Budaya
Semakin mudah
masyarakat memperoleh informasi, maka pengaruh budaya luar akan langsung tereduksi
dalam kehidupan sosial masyarakat. Yang paling parah kalau budaya tersebut
menjadi tren dan gaya hidup masyarakat kita hingga menjadi kontra produktif
karena budaya asli kita terisolasi oleh budaya asing. Fenomena kehidupan bebas
di kalangan remaja, narkoba dan kejahatan kemanusiaan lainnya merupakan dampak
merambahnya budaya asing masuk dalam tatanan kehidupan masyarakat kita.
b. Polarisasi Ideologi
Ideologi merupakan jati diri atau karakter suatu
bangsa. Ideologi memberi karakter dan pengaruh bagi bangsa dalam pergaulan
dunia internasional. Ketika transfer informasi semakin mudah, ditunjang dengan
gencarnya pemberitaan media massa, baik elektronik maupun cetak, maka paham
atau ideologi asing akan dengan mudah masuk dalam kehidupan bangsa kita.
Masuknya ideologi asing, secara tidak langsung akan mengubah tatanan kehidupan
dan sistem berpikir masyarakat. Berbagai bentuk pemikiran saat ini telah
berkembang sedemikian rupa, sehingga mewarnai sistem kehidupan bangsa, mulai
dari penganut paham konservatif, sosialisme, Marxisme hingga radikalisme,
berbaur menjadi satu dalam kehidupan masyarakat. Kebebasan berpikir tidak
menjadi tabu dan haram, akan tetapi ketika kebebasan tersebut sudah melampaui
batas-batas logika dan bisa merusak kehidupan social kemasyarakatan, maka hal
ini menjadi haram.
c.
Distorsi Kepentingan
Setiap
terjadi perubahan kebijakan, terutama dunia internasional, dengan sendirinya
akan terjadi pergeseran kepentingan. Hal inilah yang menyebabkan negara kita
semakin terpuruk. Orientasi politik dan ekonomi negara kita sangat terpengaruh
paham dunia luar. Kemandirian kita seakan lenyap ketika kepentingan asing masuk
ke dalam sistem pemerintahan. Ini terjadi manakala orientasi kepentingan negara
kita harus disesuaikan dengan kepentingan pasar dunia, dan bukan lagi
berorientasi pada rakyat. Privatisasi usaha-usaha milik negara (BUMN), dan
penjualan perusahaan swasta nasional kepada pihak asing adalah bukti konkret
ketidakberdayaan kita dalam aspek ekonomi. Akibatnya, negara kita tidak
mempunyai kekuatan dalam mengatur dan mengurus ekonomi sendiri. Negara kita pun
sangat mudah ”didikte” oleh kepentingan luar (asing) dengan dalih globalisasi
dan liberalisasi.
E.
Upaya
Mengantisipasi Memudarnya Jati Diri Bangsa
1. Meningkatkan Pemahaman tentang
Bhinneka Tunggal Ika
Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam lambang negara
Indonesia, yaitu burung Garuda. Secara umum kalimat itu diartikan dengan
berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Maksudnya, Indonesia memang terdiri atas
berbagai suku, agama, dan ras yang berbeda tetapi perbedaan itu dapat disatukan
di dalam negara Indonesia. Kalau rasa kebinekaan itu dapat terus dipertahankan
atau bahkan ditingkatkan, tentunya rasa kebangsaan (nasional isme) dapat juga
terus dijaga. Nah, kamu sebagai pelajar, harus bisa meyakinkan dirimu bahwa
kebinekaan (perbedaan) yang terdapat di Indonesia adalah salah satu ciri atau
jati diri bangsa Indonesia yang harus tetap dilestarikan.
2.
Menggunakan
Pancasila sebagai Filter Budaya Asing dan Kemajuan Iptek
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sekaligus
merupakan pandangan hidup bangsa. Di dalam sila-sila Pancasila terdapat
kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia yang sudah berurat
akar. Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai itu merupakan jati diri bangsa yang
menjadi cita-cita moral yang perlu diwujudkan.
Dengan adanya tantangan globalisasi yang semakin menggila
ini, Pancasila dapat dimanfaatkan sebagai filter atau penyaring berbagai
pengaruh yang ditimbulkan oleh globalisasi. Tentunya, kita harus bersikap
bijaksana dan mau membuka diri terhadap globalisasi dan kemajuan iptek. Namun,
diperlukan juga sikap waspada terhadap pengaruh yang ditimbulkannya. Apakah
pengaruh itu sesuai dengan Pancasila atau tidak? Kalau sesuai, dapat diambil
dan sebaliknya kalau tidak sesuai dapat ditolak. Dengan begitu, kita dapat
mencontoh atau meniru pengaruh baiknya dan tentunya dapat menghindarkan diri
dari pengaruh buruk yang ditimbulkannya. Dalam hal itu, Pancasila dapat
dijadikan ukuran atau filter dalam penerimaan dan penolakan pengaruh globalisasi
yang dapat memudarkan jati diri bangsa Indonesia.
3.
Menunjukkan
Prestasi Putra Putri Bangsa Indonesia
Yoshua Michael Maranatha, wakil Indonesia dalam The 2nd
International Junior Science Olympiade (IJSO) yang diselenggarakan pada tanggal
4–12 Desember 2005 di Kota Yogyakarta. Dalam ajang prestasi itu, tidak
tanggung-tanggung dia mengantongi dua gelar sekaligus, yaitu sebagai Absolute
Winner dan The Best Theory. Tidak hanya Yoshua. Masih banyak lagi putra putri
Indonesia yang berprestasi, baik itu di bidang ilmu pengetahuan, olahraga,
seni, ataupun bidang-bidang yang lain. Misalnya, Taufik Hidayat di bidang bulu
tangkis yang pada tanggal 22 Agustus 2005 berhasil menjuarai turnamen piala
dunia yang diselenggarakan di Anaheim, Amerika Serikat. Kamu pun dapat
menunjukkan prestasimu di bidang yang kamu minati. Nah, dengan menggambarkan
dan menunjukkan berbagai prestasi putra putri bangsa Indonesia, tentunya akan
dapat menimbulkan suatu kebanggaan tersendiri. Ternyata, prestasi putra putri
Indonesia diakui oleh internasional.
4.
Menggambarkan
Tantangan-Tantangan Global yang Harus Dihadapi Bangsa Indonesia
Globalisasi yang sedang melanda dunia ini tentunya
menimbulkan berbagai dampak. Dampak-dampak itu merupakan masalah atau tantangan
tersendiri yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Dengan mengetahui
tantangan-tantangan itu dan menggambarkan bagaimana bentuk-bentuknya, maka kita
akan lebih mudah untuk menghadapi dan mencari cara untuk mengatasi
tantangan-tantangan tersebut.
5.
Memotivasi
Bangsa Indonesia untuk Bersikap Kritis terhadap Perubahan
Perubahan belum tentu buruk. Nah, kamu harus dapat memilah
mana perubahan yang baik dan mana yang buruk. Setelah itu, kamu juga harus
pandai-pandai menyikapi perubahan-perubahan tersebut. Dengan sikap kritis dan
bijak, kamu dapat mengambil keuntungan dari sikap perubahan-perubahan yang ada
tanpa terjerumus atau terpengaruh oleh dampak negatif yang ditimbulkannya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jati diri
merupakan prinsip yang membedakan setiap individu sesuai karakteristik yang
dimiliki
Pancasila
merupakan salah satu dasar negara yang menjadi dasar dalam bertindak sesuai
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perwujudan
pancasila dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sesui hak dan kewajiban
setiap orang yang mencerminkan Bangsa Indonesia.
Pengaruh
globalisasi memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya misalnya
kita bisa meniru budaya asing dengan disiplin yang tinggi serta kemajuan
ipteknya, namun banyak anak muda yang salah mengartikan dan meniru budaya asing
sehingga bernampak negatif terhadap generasi muda kita yang membuat pergeseran
nilai kebudayaan kita dan pudarnya jati diri bangsa.
B.
Saran
Bertolak dari pentingnya
pengamalan pancasila dalam mengabil keputusan agar sesaui dengan jati diri
bangsa, penyusun memberikan saran sebagai
berikut:
1. Peningkatan
kesadaran mengenai wawasan kebangsaan bagi peserta didik misalnya pelajaran
wawasan kebangsaan
2. Penanaman rasa
cinta tanah air dan nasionalisme sejak dini pada generasi penerus melaui
pengenalan tokoh-tokoh maupun cerita kepahlawanan
3. Penanam rasa
cinta tanah air pada generasi muda melalui sarana informal,misalnya film
mengeanai kemerdekaan,desain baju pancasialis bagi para pemuda dan sarana
menghibur pada umunya.
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kepada Allah SWT, karena limpahan taufik dan hidayah-Nya,
penyusun dapat merampungkan penyususnan makalah yang berjudul “Menjawab
Tantangan Masa Depan Bangsa dalam Upaya mengantisipasi Memudarnya Jati Diri
Bangsa”
Penyusun
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan yang ada dalam makalah oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca semua demi
sempurnanya makalah ini.
Penyusun juga
mengucapkan terima kasih pihak-pihak yang telah membantu penyusun sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun maupun pembaca semua.
Cirebon, Oktober 2013
Penyususn
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ................................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Jati Diri Bangsa .................................................................................. 2
B. Pancasila
Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia ...................................................... 2
C. Faktor
Penyebab Memudarnya Jati Diri Bangsa .................................................. 6
D. Dampak
Memudarnya Jati Diri Bangsa ............................................................... 7
E. Upaya
Mengantisipasi Memudarnya Jati Diri Bangsa ......................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
........................................................................................................... 11
B. Saran
..................................................................................................................... 11
ironing ironing ironing ironing ironing ironing ironing - Vitium Art
BalasHapusIroning ironing ironing ironing ironing titanium suppressor ironing ironing ironing ironing microtouch titanium trim walmart ironing. ion titanium hair color All natural titanium quartz meaning ironing ironing, titanium vs stainless steel apple watch ironing metal, ironing ironing ironing